Pasang Iklan Gratis

Warga Israel Ramai-ramai Ingin Pindah ke Gaza, Sebut Tak Ada Lagi Orang Palestina

 Sejumlah warga Israel dan kelompok sayap kanan menggelar aksi pawai di dekat perbatasan Gaza pada awal Agustus 2025.

Dalam aksi itu, mereka secara terbuka menyerukan pembangunan kembali permukiman Yahudi di wilayah Gaza, hanya beberapa pekan setelah militer Israel menggempur wilayah tersebut selama hampir dua minggu berturut-turut.

Salah satu peserta aksi bahkan menyebut bahwa Gaza kini sudah menjadi “wilayah kosong dari warga Palestina” dan “siap untuk dihuni kembali oleh orang Yahudi”.

Pernyataan kontroversial itu memicu kekhawatiran baru di tengah proses pemulihan Gaza yang luluh lantak akibat dugaan genosida yang dilakukan Israel.

Sejumlah laporan menyebut lebih dari 3.000 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.

Seruan kembali bangun permukiman Yahudi

Dalam pawai yang diikuti ratusan orang di kawasan dekat pagar perbatasan Gaza, para demonstran membawa bendera Israel dan poster bertuliskan “Kembali ke Gaza” dan “Tanah ini milik kami”.

Beberapa di antaranya terdengar meneriakkan, “Tidak ada lagi Hamas, tidak ada lagi Palestina — hanya Israel.”

“Ini tanah kami. Hamas sudah pergi, dan sekarang waktunya kami kembali,” kata Avraham Ben-Tzion, seorang aktivis dari kelompok pemukim, kepada wartawan, seperti dilansir dari Haaretz.

“Kami harus membangun kembali komunitas Yahudi di Gaza. Wilayah ini sekarang kosong dari warga Palestina. Ini adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan,” lanjutnya.

Didukung politikus sayap kanan

Seruan ini tidak hanya datang dari kelompok masyarakat, tetapi juga dari kalangan politikus Israel.

Anggota Knesset dari Partai Zionisme Religius, Tzvi Sukkot, turut hadir dan memberikan pidato di lokasi.

“Sekarang Gaza telah dibersihkan dari ancaman, sudah seharusnya wilayah ini kembali menjadi tempat tinggal rakyat Israel,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pemerintah seharusnya “tidak ragu mengambil langkah berani”, termasuk pembangunan permukiman tetap dan pos militer di wilayah yang sebelumnya dihuni warga Palestina.

Ancaman baru bagi solusi dua negara

Seruan ini menambah rumit upaya diplomatik yang telah lama mandek untuk mencapai solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

Pembicaraan damai yang sebelumnya dijajaki lewat mediasi internasional praktis terhenti sejak pecahnya perang Israel–Hamas terbaru.

Mustafa Barghouti, seorang tokoh Palestina dan ketua Inisiatif Nasional Palestina, mengecam keras seruan tersebut.

“Ini adalah bentuk pembersihan etnis yang terang-terangan. Mereka membunuh warga kami, menghancurkan rumah kami, lalu berdiri di atas puing-puingnya dan mengklaim tanah itu milik mereka,” katanya kepada media internasional.

Menurut Barghouti, apa yang terjadi bukan sekadar seruan pembangunan permukiman, melainkan bagian dari “rencana sistematis untuk menghapus eksistensi rakyat Palestina dari Gaza”.

Militer Israel bungkam, dunia internasional cemas

Sejauh ini, militer Israel belum memberikan tanggapan resmi atas seruan pembangunan permukiman Yahudi di Gaza.

Namun, sejumlah negara dan organisasi internasional menyatakan keprihatinan atas meningkatnya retorika aneksasi.

Dalam pernyataannya, juru bicara PBB menyebut bahwa setiap upaya untuk membangun permukiman Yahudi di wilayah Gaza akan “melanggar hukum internasional” dan “mengancam stabilitas jangka panjang di kawasan”.

Uni Eropa pun mendesak Israel untuk “menghormati kewajiban kemanusiaan” dan “menghindari tindakan yang bisa memperkeruh situasi”.

Sementara itu, situasi di Gaza masih jauh dari normal. Ribuan warga hidup di kamp pengungsian darurat, dengan pasokan air bersih dan obat-obatan sangat terbatas.

Rumah sakit masih menangani korban luka, dan banyak anak-anak dilaporkan mengalami trauma psikologis akibat serangan udara.

Namun di tengah penderitaan itu, kehancuran Gaza justru akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin menghapus identitas Palestina di wilayah tersebut.

“Ini bukan soal perang melawan Hamas,” ujar Barghouti,

“Ini adalah perang untuk menguasai tanah yang bukan milik mereka,” tandasnya

0 Response to "Warga Israel Ramai-ramai Ingin Pindah ke Gaza, Sebut Tak Ada Lagi Orang Palestina"

Posting Komentar